KABAR PASURUAN : Ciptakan Proses Pembelajaran Menyenangkan Di Kelas, Tim INOVASI Guslah 2 Pohjentrek Gelar Literacy Shortcourse
Pasuruan, MA – Untuk menciptakan proses pembelajaran menyenangkan dan berkualitas bagi siswa kelas awal di tingkat sekolah dasar, tenaga pendidik wajib memiliki ketrampilan literasi. Hal inilah yang saat ini terus gencar dilakukan oleh Tim INOVASI Pembelajaran dan Gugus Sekolah (Guslah) 2 Kecamatan Pohjentrek, seperti yang telah diselenggarakan dalam sepekan terakhir.
Bertempat di SDN Lugowok, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan, baik Ketua Guslah 2 Kecamatan Pohjentrek, Fasilitator Pembelajaran (Fasda) Pembelajaran program INOVASI maupun ke-30 guru kelas 1-3 se-Guslah 2 Kecamatan Pohjentrek bersinergi dalam mencari titik temu tentang formula pembelajaran yang ideal bagi anak didik. Mulai dari berdiskusi dan memahami makna dari literasi sampai mengidentifikasi beragam kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan literasi siswa kelas awal.
Kata Fasda Pembelajaran program INOVASI Guslah 2 Kecamatan Pohjentrek, Ayub, kunci dari pengembangan keterampilan literasi siswa kelas awal tidak terlepas dari peran tim pendidiknya. Oleh karena itu, seorang guru wajib memiliki kemampuan literasi yang kreatif, inovatif dan menarik untuk bisa diterapkan dalam kegiatan belajar-mengajar sehari-hari.
“Bahwa keterampilan literasi sangat berpengaruh terhadap pencapaian keberhasilan belajar siswa. Makin baik kemampuan literasinya, maka makin bagus pula pencapaian hasil belajarnya. Jadi, guru diharapkan bisa menyelenggarakan berbagai kegiatan belajar yang dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan literasinya. Sehingga bisa menciptakan lingkungan kelas yang literat untuk mendukung pengembangan keterampilan literasi siswa”, jelasnya pada saat dijumpai Fasda Komunikasi program INOVASI, Devi pada hari Sabtu (2/2/2019).
Hal senada juga disampaikan Fasda Pembelajaran lainnya, Eka Oktavia. Menurutnya, literasi sangat penting bagi siswa karena akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar dan kehidupan mereka ke depannya. Maka dari itu, ia menuturkan bahwa dibutuhkan sebuah keterampilan literasi yang mumpuni bagi seluruh tenaga pendidik di sekolah awal. Dengan demikian, mereka dapat membantu siswa dalam memahami teks lisan, tulisan, maupun gambar/ visual.
Sementara itu, Pengawas Guslah 2 Kecamatan Pohjentrek, Siti Djuhairiyah menekankan pentingnya peran guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang literat dan mengasyikkan. Agar tercapai, dukungan dari kepala sekolah dalam kegiatan literasi juga sangat dibutuhkan.
“Kita tidak bisa pungkiri jika literasi di kelas awal memang sangat penting karena merupakan tonggak dari pemberian bekal ilmu pengetahuan selanjutnya. Syaratnya, selain membutuhkan penguasaan literasi, sekolah juga harus didukung oleh kepala sekolah”, tandasnya.
Sepanjang Literacy Shortcourse yang berlangsung selama kurang lebih empat jam tersebut, peserta tampak sangat antusias mengikuti pelatihan. Selain menampilkan para penyaji berkompeten, mereka juga tampil memberikan materi secara aktif dan dinamis. Sehingga membuat peserta terus bersemangat selama mengikuti kegiatan mulai awal hingga akhir. Terlebih ada penjelasan sekaligus panduan dari tim Fasda Pembelajaran, Sulis Purwaniati tentang penggunaan pajangan gambar berbagai ekspresi wajah yang ditempel di dinding kelas. Juga menempelkan nama-nama siswa yang disertai dengan gambar-gambar lucu di pintu atau dinding kelas. Tujuannya, mereka merasa betah dan nyaman sehingga lebih bersemangat belajar.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Pendidikan siap mendukung setiap langkah dari program Inovasi untuk Anak Indonesia (INOVASI) yang merupakan program kemitraan pendidikan Australia-Indonesia untuk diperluas penerapannya. Tidak hanya dilaksanakan pada gugus sekolah yang telah ada sebelumnya, tetapi jangkauannya juga akan diperlebar diluar wilayah yang selama ini telah ditentukan.
Sampai saat ini ada beberapa SD pilot yang tersebar di Kecamatan Lekok, Nguling dan Pohjentrek. Misalnya, SDN Lugowok SDN Sungiwetan, SDN Sungikulon dan SDN Sukorejo yang berlokasi di Kecamatan Pohjentrek. Di Jawa Timur, total ada lima Pemerintah Kabupaten/ Kota yang menjadi mitra INOVASI. Masing-masing, Kabupaten Pasuruan, Sumenep, Sidoarjo, Probolinggo dan Kota Batu yang diwakili oleh Dinas Pendidikan, Dinas Kominfo dan Kantor Kementerian Agama dari setiap Kanwil dan Kabupaten/ Kota. Targetnya, memperkuat kualitas pengajaran dan pembelajaran, khususnya dalam literasi dan numerasi. (Den Bagus)