Nasional

NasDem Peringati Maulid Nabi: Islam Ajarkan Kedamaian

 

Jakarta, MA – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Kantor DPP NasDem, Menteng Jakarta, Kamis (20/12) malam. Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr KH Nazaruddin Umar didaulat untuk menyampaikan ‘mauidhoh hasanah’.

 

Acara yang dimulai selepas Sholat Magrib berjama’ah itu diawali dengan Khataman Al Quran yang dilanjutkan dengan Sholat Isya’ berjamah.

Tidak kurang dari 200 jama’ah hadir dalam acara tersebut. Selain dihadiri Ketua DPP Hasan Aminuddin dan Effendy Choiri, hadri pula Sekretaris DPW NasDem DKI Jakarta Wibi Andrino, Sayap Partai, hadir juga caleg NasDem DKI Jakarta serta dari Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem DKI Jakarta, Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) se Jakarta.

 

Acara yang bertajuk ‘NasDem Bershalawat’ tersebut digelar di Ruang Utama Auditorium DPP Partai NasDem, Jalan RP Soeroso, Gondangdia, Jakarta Pusat.

 

Ketua DPP NasDem Bidang Agama dan Masyarakat Adat KH Hasan Aminuddin mengatakan Maulid kali ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk kembali meneladani akhlak Rasulullah SAW.

 

Anggota Fraksi NasDem DPR RI ini pun meminta umat Muslim bisa meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW yang luhur, jujur, amanah, toleran, dan tidak suka berbuat kasar.

 

Mantan Bupati Probolinggo, Jawa Timur, dua periode itu juga mengajak masyarakat meresapi isi kandungan Piagam Madinah yang mengulas bukan hanya seputar ritual ibadah tetapi juga akhlak mulia dalam mengisi kehidupan berbangsa bernegara yang dicontohkan oleh Nabi.

 

“Ajaran baginda Nabi Muhammad SAW yang paling prinsip adalah seperti yang ditegaskan oleh beliau sendiri yakni Innama buistu liutammima makarimal akhlak,” katanya.

Lebih jauh Hasan juga menegaskan, dengan Maulid dan tausiah itu diharapkan dapat mengajak kembali warga bangsa Indonesia terutama yang beragama Muslim kepada peristiwa Piagam Madinah yang menjadi salah satu bagian dari perjalanan politik kebangsaan dan bernegara oleh baginda Rasulullah SAW.

 

“Marilah kita petik sebuah perjalanan kebangsaan politik dan bernegara yang termaktub dan pengamalan baginda Rasul Muhammad SAW,” katanya.

Menurut Hasan berbeda itu indah tatkala diamalkan sebagaimana akhlak baginda Rasulullah Muhammad SAW.

 

“Rasulullah itu begitu menghargai sebuah perbedaan, mengamalkan sebuah musyawarah mufakat dalam segala hal sehingga Islam itu bagian dari mengajarkan kedamaian,” tegasnya.

Hasan mengungkapkan dirinya banyak memetik pelajaran yang diamalkan baginda Rasulullah SAW yang kala itu di antaranya banyak mendapat cacian dan dihujat tetapi beliau dengan santunnya justru menyuapi seorang Yahudi tua renta di sebuah pasar Madinah yang mencaci dirinya itu.

 

“Petiklah sebuah amaliah beliau itu untuk diamalkan di tengah masyarakat bangsa Indonesia yang hari ini sudah melupakan kepada amaliyah Baginda Rasulullah SAW,” tandasnya.(Pu2t/Rohim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *