KABAR PROBOLINGGO : Ratusan Nahdliyin Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Haul Kiai Ronggo Dan HUT Ke-9 Kota Kraksaan
Probolinggo, MA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) bekerja sama dengan Takmir Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Kraksaan menggelar pengajian umum dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Haul Kiai Ronggo dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-9 Kota Kraksaan sebagai ibukota Kabupaten Probolinggo, Jum’at (4/1/2018) malam.
Kegiatan yang dihadiri ratusan nahdliyin ini dihadiri oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo M. Sidik Widjanarko didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo, Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo Santoso, Ketua PCNU Kota Kraksaan H Nasrullah A Suja’i dan Ketua Takmir Masjid Agung Ar-Raudlah KH Sya’dullah Asy’ari beserta segenap pengurus.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba-lomba meliputi lomba pidato tingkat SMA/SMK/MA, lomba Tahfidz Al Qur’an 2 juz (juz 1 dan 30) tingkat SMP/MTs dan lomba paduan suara Mars Ya Lal Wathan tingkat Ranting NU dan Pondok Pesantren serta SMA/SMK/MA se-Kabupaten Probolinggo.
Serta penyerahan LPJ (Laporan Pertanggungjawaban) pengurus Takmir Masjid Agung Ar-Raudlah masa khidmat 2013-2018 kepada Ketua Yayasan Ar-Raudlah HM Zubaidi. Sekaligus pelantikan pengurus Takmir Masjid Agung Ar-Raudlah masa khidmat 2018-2023 oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Probolinggo M. Sidik Widjanarko.
Ketua Takmir Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Kraksaan KH Sya’dullah Asy’ari mengaku selama 5 (lima) tahun kepengurusan 2013-2018 program kerja dapat berjalan secara maksimal berkat kebersamaan dan kekompakan semua pengurus serta dukungan penuh dari Pemkab Probolinggo.
“Terima kasih atas dukungan penuh yang diberikan oleh Pemkab Probolinggo kepada Takmir Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Kraksaan sehingga program kerja yang ada bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Sementara Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar mengungkapkan selama ini tatkala ada momentum bencana masjid jarang hadir bukan karena tidak ada uang kas, tetapi terlalu repot masalah fiqih. Sah apa tidak menggunakan uang kas untuk bantuan bencana atau janda miskin yang rumahnya hampir roboh.
“Oleh karena itu, supaya tidak repot saya usul sistem keuangan dan akad ikrar keuangan kas masjid yang selama ini digunakan untuk masjid dipassing out segera dibuatkan program supaya cepat habis. Lalu ada sistem keuangan baru diikrarkan kepada seluruh penyumbang bahwa dana yang masuk ke masjid akan digunakan untuk kemakmuran masjid dan kemaslahan ummat. Jadi yang tidak mau tidak usah membantu. Nantinya uang tersebut untuk kemakmuran masjid dan kemaslahan ummat,” katanya.
Menurut Kiai Marzuki, selama ini banyak masjid yang uang kasnya melimpah tetapi tidak mampu untuk membiayai yang lain karena terikat ikrar diawal. Padahal jika ikrarnya dirubah untuk kemakmuran masjid dan kemaslahan ummat, uang kas tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal. Contohnya Masjid Besar Sabilillah Malang yang mampu memberikan pinjaman kepada fakir miskin dan abang becak dengan menggunakan uas kas masjid.
“Kalau masjid bisa berkiprah seperti itu maka masjid akan semakin ramai dan Islam akan semakin harum namanya. Buatlah masjid senyaman mungkin supaya banyak masyarakat yang hadir di masjid. Ciptakan terobosan bagaimana orang mau hadir di masjid. Lebih baik mengeluarkan uang asalkan aqidah masyarakat tidak hilang,” jelasnya.
Kiai Marzuki menegaskan beruntung Allah SWT telah mentakdirkan menjadi orang masjid, baik itu pengurus masjid, tukang sapu masjid maupun jamaah masjid. Karena dengan demikian, pahala yang didapatkan sangatlah besar. Sebagai contoh tukang sapu masjid saja pahalanya akan menjadi mas kawin untuk mendapatkan bidadari surga.
“Yang mau memakmurkan masjid adalah orang yang benar-benar mempunyai iman. Bersyukurlah bisa menjadi ahlil masjid yang nantinya akan menjadi ahli surga. Jika ada orang rajin ke masjid dan dimintai kesaksian dari masyarakat, maka dia adalah orang yang beriman. Oleh karenanya rajin-rajinlah ke masyarakat, sebab masyarakat itu tahu orangnya tidak peduli ikhlas apa tidaknya,” tegasnya.
Lebih lanjut Kiai Marzuki menyampaikan bahwa masyarakat awam itu masih belum tahu yang mau dicontoh siapa. Oleh karena itu perlu ditanamkan kepada masyarakat bahwa idolanya ada tokoh Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Orang-orang masjid ini adalah para calon penghuni surganya Allah SWT.
“Pilihlan pengurus dilihat dari kepintaran, kecakapan, skill dan kemampuan serta aqidahnya. Hal ini penting supaya tidak kecolongan. Terutama bagian peribadatan yang tugasnya menghadirkan khotib harus super hati-hati jangan sampai kecolongan. Orang bangkrut itu bukan karena hartanya habis, tetapi saat wafat semua amal ibadahnya beres tetapi dholimnya juga banyak,” tambahnya.
Kiai Marzuki meminta agar sistem keuangan masjid dikelola dengan benar dan bisa dipertanggungjawabkan. “Semakin terbuka manajemen keuangan dan komitmen terhadap amanah, maka akan semakin banyak orang menyumbang,” pungkasnya. (Pu2t)