Nasional

KABAR PROBOLINGGO : Safari Rajabiyah Ingatkan Tibanya Bulan Suci Ramadhan

Probolinggo, MA – Safari Rajabiyah Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo serta Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, Selasa (12/2/2019) pagi dilaksanakan di Desa Alasnyiur Kecamatan Besuk.

Kegiatan ini diikuti oleh ribuan masyarakat terdiri dari unsur kepala desa dan perangkat desa, kepala sekolah SD, SMP dan SMA, guru TK, PAUD, RA, MI, MTs dan MA, pengurus MWCNU Kecamatan Besuk, guru ngaji/kepala TPQ/madrasah diniyah, takmir masjid serta tokoh agama dan tokoh masyarakat se-Kecamatan Besuk.

Safari Rajabiyah ini dihadiri oleh Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan yang juga anggota Komisi VIII DPR RI Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si, jajaran pengurus PCNU Kota Kraksaan, sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo serta Forkopimka Besuk.

Dalam kesempatan tersebut H. Hasan Aminuddin menyampaikan bahwa Safari Rajabiyah ini merupakan kegiatan syiar keagamaan yang dilakukan oleh Pemkab Probolinggo untuk disampaikan kepada segenap umat Islam yang haus terhadap dakwah keagamaan.

“Rajabiyah ini merupakan warning sekaligus untuk mengingatkan kepada kita semua bahwa bulan suci Ramadhan akan segera tiba. Mengapa harus diingatkan? Sebab manusia sering sibuk karena pergeseran ibadah dan hubbud dunya (cinta dunia) yang berlebihan serta lupa terhadap akhiratnya,” katanya.

Menurut Hasan, semua umat manusia itu adalah seorang pemimpin baik di rumah tangga maupun luar rumah. Tantangan hari ini pemimpin itu harus mengamalkan apa yang menjadi amanah bukan sekedar retorika. Kalau pemimpin banyak bicara pasti tidak akan berhasil.

“Masyarakat saat ini lebih pintar dari sebelumnya. Oleh karena itu saya mengajak para pemimpin agar lebih cerdas dari yang dipimpinnya. Tidak harus bergelar dokter, tetapi di tengah-tengah orang pintar haruslah cerdas. Pemimpin itu harus lebih cerdas,” jelasnya.

Hasan menegaskan bahwa mengemban amanah itu cukup berat. Tetapi menjadi seorang pemimpin tidak boleh berhitung rizki. Tidak boleh ragu untuk menjadi seorang pemimpin. “Sepanjang berpegang teguh kepada syariat agama dan peraturan perundang-undangan, Insya Allah apa yang dilakukan akan berjalan dengan baik dan tidak akan ada fitnah yang mencari-cari kesalahan,” pungkasnya.(Pu2t)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *