KABAR PROBOLINGGO : Kekokohan Bangunan Pasar Tergantung Masyarakat
Probolinggo, MA – Safari Rajabiyah Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo bersama Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si, Kamis (21/2/2019) pagi berlangsung di Desa Sumber Kecamatan Sumber. Dalam kesempatan tersebut juga digelar Doa Bersama Lintas Agama.
Kegiatan yang diikuti oleh ribuan masyarakat Kecamatan Sumber ini dihadiri oleh Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE didampingi Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan yang juga anggota Komisi VIII DPR RI Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si, Forkopimka Sumber, sejumlah Kepala OPD serta tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat di Kecamatan Sumber.
Dalam sambutannya Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE menyampaikan bahwa infrastruktur berupa Pasar Tempuran adalah milik rakyat Kecamatan Sumber. Lama tidaknya kekokohan bangunan pasar tersebut tergantung kepada masyarakat itu sendiri.
“Dengan penuh rasa syukur dan bahagia, saya persilahkan Forkopimka Sumber dan manajemen Pasar Tempuran bersama masyarakat untuk segera mengaktifkan bangunan Pasar Tempuran agar nantinya bisa dirasakan bersama oleh para pedagang dan pembeli yang akan berkunjung ke Pasar Tempuran,” katanya.
Lebih lanjut Bupati Tantri berharap agar keberadaan Pasar Tempuran yang lebih baik dan bersih mampu membawa manfaat dan kebarokahan tersendiri bagi masyarakat Kecamatan Sumber, khususnya petani sayur bisa lebih makmur karena pembeli lebih dekat untuk mendapatkan sayur.
“Masyarakat yang ingin membeli sayur tidak perlu jauh-jauh naik ke atas, cukup datang ke Pasar Tempuran semuanya sudah tersedia,” pungkasnya.
Sementara Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan yang juga anggota Komisi VIII DPR RI Drs. H. Hasan Aminuddin mengatakan Safari Rajabiyah ini merupakan kegiatan silaturahim dan doa bersama keliling di 24 kecamatan se-Kabupaten Probolinggo.
“Doa ini sangat penting dilakukan agar kita semua selamat dalam semua urusannnya. Hal ini untuk mengingatkan bahwa kita hidup mempunyai kewajiban. Orang Islam kewajibannya sholat lima waktu dan orang Hindu kewajibannya sembahyang. Semua ini akan menjadi azimat tatkala kita sedang menghadapi masalah dan tidak solusinya,” katanya.
Menurut Hasan, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Supaya tidak terjadi konflik, maka dalam berinteraksi dengan orang lain dan melihat perilaku orang lain wajib berbaik sangka.
“Kalau berbaik sangka kepada orang lain, pasti tidak akan menemukan kelemahan orang lain. Tetapi kalau sudah berburuk sangka dan orang lain dianggap jelek maka pasti kita tidak akan bersaudara dengan sesama manusia,” pungkasnya.(Pu2t)
Reporter : Mahfudz
Editor : Senopati