KABAR SEMARANG : Jateng Dinilai Kondusif Masa Kampanye Pilpres dan Pileg
SEMARANG, MA –
Menjelang berakhirnya masa kampanye terbuka penyelenggaraan Pilpres dan Pileg yang berlangsung kurang lebih tujuh bulan dan berakhir 13 April mendatang. Pelaksanaan kampanye pilpres dan pileg di Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu yang dinilai kondusif.
Hal ini mengemuka dalam diskusi yang diselenggarakan Radio Trijaya FM dengan prime topic “Pemilu Damai Menjaga Demokrasi” di ruang pertemuan fakultas ilmu bahasa dan komunikasi Unisula Semarang, Kamis (11/4).
Salah satu narsum, Ketua Bapemperda DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto mengatakan secara umum selama pelaksanaan kampanye penyelenggaraan pesta demokrasi pilpres dan pileg yang baru kali ini digelar serentak 17 April mendatang, di Jateng relatif tidak terjadi kerusuhan dibandingkan dengan prov lain.
Menurutnya, ini dikarenakan masyarakat pemilih sudah cerdas dan menyikapinya dengan dewasa. “Jika masih ada yang berfikiran sempit prosentasenya hanya sedikit. Namun secara kasat mata tidak ada konflik berarti.
“Justru yang dikuatirkan banyak pihak kejadian kemarin saat kampanye calon presiden 01 Jokowi dan 02 Prabowo sama-sama di kota Solo. Dan jadwal kampanye bagi capres Jokowi dan Prabowo hanya selang sehari. Capres Jokowi tanggal 9 April nya sedangkan 02 Prabowo tanggal 10 Aprilnya.
Namun kekuatiran tersebut ternyata ditepis dengan tidak adanya kerusuhan antar pendukung capres. Ini harusnya tidak boleh terjadi jadwal berurutan dan pihak penyelenggara pemilu mengantisipasinya,” katanya.
Selain itu yang membuat kampanye damai dan kesadaran demokrasi meningkat karena pemilu ini sesuatu perhelatan akbar yang dilaksanakan secara periodic dan terus berulang. Tidak saja pilpres dan pileg tapi juga pilgub, pilwakot, dan pilkades. Sehingga masyarakat sudah mulai biasa berdemokrasi.
Ibnu, dari kesbangpol prov mengatakan Jateng selama pelaksanaan kampanye dinilai damai dan kondusif oleh kementerian dalam negeri dibandingkan prov lain.
Menurutnya, persaingan capres 01 Jokowi dan 02 Prabowo di Jateng tak bisa dihindarkan namun masih dalam batas koridor kewajaran. Masyarakat kini sudah mulai bisa menerima perbedaan sehingga lebih demokratis.
Harapannya, masyarakat Jateng yang mempunyai hak pilih berkisar 27 juta lebih ini datang ke TPS dengan suka cita dan kelangsungan demokrasi yang diadakan 5 tahun sekali ini kita kawal bersama agar apa yang kita inginkan bersama untuk memilih pemimpin terbaik bisa terwujud.
Hartono, Dekan Ilmu Bahasa dan Komunikasi Unisula mengatakan, tidak ada contoh kongkret konflik untuk generasi milenial. “Jika ada justru di publis oleh tim sukses masing-masing sehingga nampak panas. Ini yang membikin cemas masyarakat.
Namun saat ini masyarakat sudah cerdas mau milih siapa sehingga ini tidak memberikan pengaruh terhadap masyarakat pemilih. (wan)