KABAR PROBOLINGGO : 30 Orang Eks TKI Dilatih Aneka Mamin Kopi
Probolinggo, MA – Sedikitnya 30 orang eks TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dari Desa Rawan Kecamatan Krejengan dan Desa Nogosaren Kecamatan Gading mendapatkan pelatihan aneka makanan dan minuman (mamin) kopi di Kampoeng Kita Hotel dan Resto Desa Condong Kecamatan Gading, Senin (29/7/2019) hingga Kamis (1/8/2019).
Pelatihan ini merupakan kegiatan bimbingan teknis (bimtek) program pemberdayaan dan pembinaan eks TKI yang digelar oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Disnaker Kabupaten Probolinggo Hudan Syarifuddin.
Sebagai narasumber berasal dari Loka Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (LP3TKI) BNP2TKI, UPT P2TK Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur, UPT Pelatihan Kerja Situbondo, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo, Disnaker Kabupaten Probolinggo serta Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo.
Kepala Disnaker Kabupaten Probolinggo Hudan Syarifuddin mengatakan kegiatan ini diberikan kepada eks TKI yang sudah pernah bekerja ke luar negeri dan kembali ke kampung halamannya. Biasanya mereka dahulu mendapatkan penghasilan, tetapi ketika pulang ke desanya masing-masing menganggur kembali.
“Oleh karena itu kita adakan program dengan memberikan sebuah pelatihan agar mereka memiliki kemampuan berwirausaha. Dimana berwirausaha disini dengan memanfaatkan potensi lokal, mulai dari makanan dan minuman. Nanntinya akan disinkronkan dengan program lainnya sehingga mereka tetap mendapatkan penghasilan,” katanya.
Menurut Hudan, kalau eks TKI ini tidak mendapatkan penghasilan maka mereka akan kembali lagi ke luar negeri lagi. Tentunya mau sampai kapan bolak balik ke luar negeri. Sementara usia itu ada batasnya sehingga dalam usia tuapun mereka akan memiliki kemampuan ketrampilan.
“Disini tidak ada pabrik, terutama di daerah pegunungan, sehingga mereka harus bertahan dengan potensi lokal melalui pelatihan yang ada. Jadi nanti jenisnya makanan dan minuman sesuai bahan baku lokal yang ada di lingkungan sekitarnya. Karena tidak mungkin diberikan pelatihan tanpa ada bahan bakunya.
“Jadi kita tingkatkan menu dan variasinya sehingga memiliki selera jaman sekarang. Kalau selera jaman dahulu tentunya akan kurang diminati. Minimal nantinya akan bermanfaat bagi lingkungannya, mereka bisa memasak dan bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Hudan menambahkan kegiatan ini merupakan salah satu upaya agar para eks TKI ini tidak kembali lagi ke luar negeri, namun dapat berwirausaha secara mandiri agar menghasilkan pendapatan. “Harapannya mereka berdaya dan tetap mendapatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya,” harapnya. (Senopati)