Nasional

Kapok Sahli Kodam I/BB Ajak 2.197 Mahasiswa Baru UHN Tangkal Radikalisme dan Separatisme

MEDAN,Media-Abpedsi – Kepala Kelompok Staf Ahli Kodam I/BB Kol Inf Halilintas SH memberikan ceramah di depan 2.197 mahasiswa baru Universitas HKBP Nommensen (UHN), Jumat (30/8/2019). Kol Kav Halilintar Sembiring memberikan materi tentang paham radikalisme, fundamentalisme dan separatisme.

Dalam ceramahnya, Kapok Sahli Kodam I/BB ini menekankan fungsi dan peran mahasiswa baik di kampus maupun di luar kampus. Mahasiswa, ujar Kol Kav Halilintar, mengemban tanggungjawab dan ekspektasi yang sangat besar. “Mahasiswa adalah agen perubahan. Menjadi seorang mahasiswa harus dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat,” ujarnya.

Mahasiswa, lanjut Halilintar, dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya bertanggung jawab sebagai kaum akademis, tetapi di luar itu wajib memikirkan dan mengembangkan tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan nilai-nilai moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan demi berjalannya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat menciptakan sebuah kondisi kehidupan yang harmonis tidak saja di dalam kampus tapi juga di luar kampus.

Dijelaskan Kol Kav Halilintar, salah satu ancaman terbesar bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah gerakan radikalisme dan separatisme. Jika tidak dicermati dan diantisipasi secara dini, maka gerakan ini dapat menjadi ancaman bagi kondusivitas dan stabilitas NKRI.

“Radikalisme, paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Radikalisme esensinya adalah konsep sikap jiwa dalam mengusung suatu perubahan. Sedangkan separatisme, orang atau golongan yang menghendaki pemisahan dari suatu persatuan (bangsa) untuk mendapatkan dukungan,” terangnya.

Menurutnya, permasalahan radikalisme dan separatisme di Indonesia tidak boleh dipandang sebagai tanggung jawab pemerintah saja, namun seluruh komponen bangsa harus ambil bagian dan terlibat dalam mencegah kegiatan radikalisme dan separatisme, termasuk mahasiswa.

Menurutnya, ada beberapa langkah yang dilakukan untuk memperkokoh wawasan kebangsaan yaitu membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu melalui pendidikan, pembinaan dan sosialisasi kemasyarakat.

“Memperkuat pendidikan dan pembinaan karakter kebangsaan dengan menanamkan pemahaman yang mendalam empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan cinta tanah air kepada seluruh komponen bangsa. Memberikan pemahaman agama yang damai dan toleran sehingga mahasiswa tidak mudah terjebak pada arus ajaran radikalisme,” ujarnya.

Untuk itu, Kol Kav Halilintar mengajak, seluruh mahasiswa baru tidak hanya memahami faham radikalisme dan separatisme, tapi juga ikue menangkal masuknya faham itu ke kampus maupun lingkungan masing-masing. (rl/sahat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *