Dengan Enam Bulan Santri Lancar Membaca Kitab Kuning
BANYUWANGI Media-Abpedsi.com
Ponpes Rodliman Baburridlo ( Huliywudd Center ) yang dipimpin oleh
Kyai Mas’ud Arifin. S.PdI Perumahan Pengantigan Indah MB 06 Gurit Kecamatan Rogojampi.
menemukan metode cepat bisa baca kitab kuning, yaitu metode belajar ilmu alat (Nahwu-Shorof) . Dalam tempo 20 tatap muka sekitar 6 -12 bulan, santri di pondok ini sanggup membaca kitab ‘gundul’ secara lancar lengkap dengan makna dan gramatikanya. Metode tersebut beliau namakan “ Huliywudd lil Kutub” cara cepat kuasai baca Kitab. Dengan Motto “Huliywudd Lil Kutub Langkah Pasti Memahami Ktab Kuning & Teks Qur’ani.”
Minggu (24/11/2019)
Sayangnya, fasilitas pesantrennya kurang memadai. Masih berupa gedung yang sederhana sekali. Pengasuh masih menempati ruang kelas yang masih plong karena rumah beliau masih tahap renovasi sedang santri tinggal di asrama yang masih terkesan amat sederhana.
Para santri yang rata-rata usia SMP membuka Kitab Gundul seperti safinah ,Taqrib dan sejenisnya tanpa harakat dan terjemah itu dibacanya dengan lancar.
Faqih Muhasibi (12) tahun santri asal Kabat mampu membaca makna, menjelaskan i’rab (perubahan harakat di akhir kalimat) atau posisi dan kedudukan setiap kata dalam kalimat.
M. Fathur Razaq lulusan SD Islam kelir kalipuro “Saya mondok baru 5 bulan di pesantren ini yang dipimpin oleh Kyai Mas’ud Arifin Sedangkan anak masih usia belia kelas 6 SD yaitu Iqbal Farobi putra pak Arifin peterongan kalibaru banyuwangi ini mampu menghapal materi dan qosidah huliywudd, amtsilah tashrifiyah dengan lancar padahal baru 4 bulan.
Pada umumnya rata-rata, seorang santri butuh waktu minimal tiga sampai lima tahun untuk dapat membaca dan memaknai kitab kuning atau ‘gundul’. Hal itu pun harus digembleng dengan pembelajaran ilmu Alat (Nahwu-Shorof) setiap hari.
Seorang santri bernama Muhammad Sayhrijal asal lampung , Sumatra itu ia masuk pondok setelah lulus SMA sebelumnya tidak pernah tahu dan tidak pernah belajar ilmu alat meski belum genap sertengah tahun nyantri, ketika diminta menjelaskan materi gramatika ilmu Nahwu ia begitu lancar dan hapal amtsilah tashrifiyah dan mentashrif kalimah yang ada dalam Kitab yang dibacanya.
memang di pondok ini yang menjadi ciri khas adalah belajar Kitab kuning dengan Metode Huliywudd. Selama satu bulan pertama materi Huliywudd dikhatamkan,selajutanya diulang sebagai pendalaman selama sebulan, Huliywudd merupakan rumusan dan formula ilmu alat yang diramu dari berbagai referensi Kitab-Kitab yang sudah masyhur seperti Al Ajurumiyah, Al Imrithiy, Alfiyah dan lainnya lantas diringkas, dipetakan, dan dibuat skematik untuk mempermudah dalam membangun pola pikir sistematis pada aak-anak santri.
Sementara itu Kitab metode ini sebagai langkah awal pembelajaran ilmu alat bagi para pemula dengan menyuguhkan pembahasan Tuntas “ Kalimah Isim, Fi’il dan Huruf dari semua sisi hingga tuntas barulah masuk pada pembahasan posisi kalimah atau kata dalam Kalimat (jumlah),.
Ketika Media Sidik Kasus News Menemui kyai Mas’ud Arifin di ponpes Rodliman Baburridlo Mengatakan sebenarnya belajar ilmu nahwu itu mudah dan simpel, bukan sulit seperti ynag dibayangkan orang-orang di luar sana. selanjutnya pendampingan dengan Amtsilah tashrifiyah dibuat lalaran atau takroran disertai lagu-lagu. Dan kelebihan Metode huliywudd ini oleh Beliau dibuatkan lagu-lagu tentang materi Nahwu yang mana materi yang sulit menjadi mudah dan nada serta lirik yang digunakan amat familier bagi telinga anak-anak maupun orang dewasa.
Asrama Pondok ini bangunannya masih memperihatinkan masih belum layak, masih plaster ala kadarnya, belum standart, belum ada teras sehingga pada waktu siang terasa panas.
Dikarenakan fasilitas belum memadahi untuk menampung banyak santri maka untuk mempersiapkan tempat santri baru para wali santri berinisiatif menggalang dana untuk menambah asrama santri. Sebenarnya santri yang belajar metode Huliywudd ini banyak menyebar di beberapa tempat sebab Pengasuh memang banyak membuka Majlis Huliywudd di beber(Saiful)