Bunda Indah:Menegaskan Penutupan Pasar- Pasar Bukan Tidak Pro Ekomnomi Kerakyatan.
Lumajang, MA – Pada Hari ini Jum’at pasar hewan(patok) di Sarankan agar ditutup sementara oleh OPD Terkait.Karena banyak ditemukannya dalam sidak Wakil Bupati Lumajang Bunda Indah Masdar hampir 90% tidak menggunakan protokol kesehatan,banyak yang berkerumun tanpa ada yang memakai masker(22-05-2020)
Bunda Indah menyampaikan bahwa, Selama ini saya tidak pernah lelah mengedukasi masyarakat. Bagaimana melaksanakan protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi covid 19.
Tentu dengan cara saya, tanpa kemarahan, ataupun terkesan kasar.Tegasnya
Hampir 4 bulan Musibah Wabah Corana pandemi ini berlangsung, dan semua orang yang insyaah Allah paham dari membaca , melihat dan mendengar di medsos, serta sosialisasi dari banyak pihak. Untuk selalu menggunakan Masker Dan selalu jaga jarak juga Cuci Tangan dengan sabun,”Paparnya
Di Hari ini, saya berkesempatan untuk mengunjungi pasar rakyat. Dari mulai pasar baru,yang 70% sdh mulai patuh. Pasar klojen, yang hampir 90% sdh melaksanakan protokol kesehatan, dan pasar suruji yang kurang lebih sama dengan pasar baru. Saya terus melakukan himbauan , sekali lagi dengan cara saya. Saya beri masker bagi yang tidak memiliki masker, bahkan saya bantu untuk memasangkan masker.
Mereka welcome dan saya senang,dan merasa bangga dengan masyarakat yang mau mematuhi anjuran Protokol Kesehatan,”Tuturnya
Selanjutnya Bunda Indah sidak di Lokasi ke 4, tibalah saya di pasar hewan. Hampir 90% tidak ada Yang mengunakan protokol kesehatan, berdempet-dempetan seakan corona hanya sebuah guyonan.Bagi para Pedangang Hewan tidak Terbayang dalam benaknya Kalau virus Corona Mengintainya.
Terbayang dalam benak saya, tenaga kesehatan yang merawat pasien ODP, PDP bahkan yang positiv covid. Mereka bekerja dengan penuh resiko, bahkan sebagian tidak pulang ke rumah karena takut membawa virus untuk anak-anak dan keluarganya di rumah. Beberapa tenaga kesehatan berguguran karena terinveksi virus dan kelelahan. Sampai kapan pandemi ini berakhir.paparnya.
“Saya tetap melakukan edukasi di pasar hewan, dengan cara cara saya tanpa kemarahan. Beberapa orang menyambut edukasi saya dengan baik, mereka antusias menerima masker yang saya bawa. Tapi sebagian besar cuek dan tetap berkerumun. Tidak bergeming dari tempatnya, dan seakan menganggap ini sebagai guyonan.
Sampai kapan pandemi ini berakhir,”tegasnya.
“Lantas terbayang dalam benak saya, para penjual kaki seperti cilok, bakso, sosis, mainan yang biasa mangkal di dekat rumah dinas saya, mengeluh karena sekolah libur mereka tidak bisa berjualan.
Sampai kapan pandemi ini berakhir,”Harapnya
“Jangan pernah menganggap saya dan cak Thoriqul Haq tidak pro ekonomi kerakyatan. Ketika ada usulan dari OPD, bahwa pasar harus ditutup, kami TIDAK SETUJU bahkan menentang. Karena disitulah tempat ekonomi rakyat berputar. Jangan menganggap saya tidak pro rakyat kecil, apalagi tidak pro.pasar, karena saya dilahirkan dan besar dalam lingkungan pasar,”ungkapnya
Ekonomi rakyat tidak hanya di pasar hewan, tapi ada di pasar baru, klojen, suruji, sukodono, grati dan pasar yang lain. Ekonomi rakyat ada di penjual bakso, cilok, martabak mini, sosis dll.
Ekonomi rakyat ada di warung2 kopi, yang selama 2 bulan ini hidup enggan mati tak mau, ada di warung makanan, ada di tukang becak, sopir angkot, penjahit, jual.baju, persewaan tenda, sound, pelaku seni dll.
“Bahkan di tengah krisis ekonomi karena pandemi ini, saya tetap memproduksi baju, saya tidak peduli apakah produk saya laku atau tidak. Yang penting bagi saya adalah 3 orang penjahit dan 4 orang karyawan boutiq saya masih bertahan,”aku Bunda Indah.
Kejadian ini adalah fakta. Dan itu menjadi bahan pertimbangan lahirnya sebuah kebijakan. Pandemi ini harus selesai. Pemandangan di pasar hewan yang sangat berpotensi melahirkan Orang Tanpa Gejala (OTG) sangat besar. Kebijakan penutupan sementara yang tadi siang dilakukan oleh OPD terkait, merupakan langkah penyadaran diri menuju percepatan berakhirnya pandemi. Karena di pasar hewan