Bermodal Prosedur Perhutani Mengabaikan Jiwa Dan Nyawa Warga Burno Lumajang
Lumajang, media-abpedsi.com – sangat miris sekali dan berbahaya tidak akan lama lagi pasti Bencana akan datang seperti banjir, longsor dan juga semua sumber mata air akan mati, Dengan adanya penebangan Kayu di kawasan Alas Burno di Hutan Damaran area Wisata Siti Sundari, Kabupaten Lumajang Jawa Timur membuat Pegiat Lingkungan Resah dan kwater dengan akan adanya bencana yang di ciptakan anggota perhutani Kabupaten Lumajang geram dan memprotes keras Perhutani.
Menurut Pegiat Lingkungan Kabupaten Lumajang, Arsad Subekti Kondisi demikian karena Seharusnya dari pihak Perhutani Lumajang lebih mempertimbangkan berbagai faktor lingkungan dan akibatnya juga dampaknya. keselamatan masyarakat ratusan Kepala Keluarga sekitar dan kemungkinan ancaman bencana besar longsor jika tetap nekat dipotong.tegasnya(Rabu.18 -11-2020)
“Seharusnya, dalam melakukan proses penebangan, Perhutani lebih mempertimbangkan aspek kelayakan dan kepentingan secara umum. Apalagi, tempat itu lebih dekat dengan pemukiman masyarakat dan bisa membahayakan lingkungan. Sementara, penebangan juga dilakukan secara besar-besaran,” katanya Selasa (17-11-2020)
Menurut Pegiat Lingkungan ketika Di konfirmasi Media,Abpedsi com Juga mengatakan jangan hanya bermodalkan bahwa penebangan hutan tersebut sudah sesuai prosedur kemudian mengkesampingkan keselamatan lingkungan dan nyawa Masyarakat.
Kondisi di bawah hutan tersebut banyak pemukiman masyarakat, sementara tanaman itu juga sebagai penyangga agar tidak terjadi longsor, lalu mengapa masih dipotong dan dihabiskan.Secara besar-besaran???
“Saya curiga, jangan-jangan ada indikasi lain dari tujuan terselubung dibalik penebangan itu,tersebut hanya demi kepentingan fihak-fihak Tertentu nasib warga masyarakat di abaikan.
Jika hutannya digunduli, sementara dibawahnya banyak pemukiman warga, kemungkinan terburuknya akan terjadi longsor ketika musim hujan dan berdampak buruk bagi keselamatan ratusan jiwa warga karena tertimpa tanah longsor.
“Jika nanti terjadi musibah pada masyarakat siapa yang akan bertanggung jawab,?? Pada nasibnya Warga masyarakat yg terdampak dari penggundulan hutan tersebut.
Apalagi, sekarang sudah memasuki musim hujan, Seharusnya, Perhutani juga mempertimbangkan dampak-dampak itu.
“Sekali lagi, jangan hanya asal ngomong itu sudah prosedural. Terus, kemudian akan ditanami kembali. Untuk menanam atau kelangsungan pohon, itu membutukan waktu yang sangat lama,”Jelasnya
Jika nanti setelah ditebang terjadi hujan besar lalu kemudian hutan penyangganya tidak ada, apakah ini tidak akan membahayakan masyarakat yang ada disekitarnya.
Arsad Subekti.Sudah menyarankan, seharusnya Perhutani bisa memilih mana yang harus ditebang dan mana yang tidak boleh karena bisa membahayakan jiwa dan nyawa masyarakat banyak.
“Apa tidak ada solusi atau pertimbangan lain, Jangan-jangan, Perhutani ini mempunyai tujuan lain, dibalik penebangan itu. Dengan dasar, bahwa prosesnya sudah prosedural. Yang menjadi pertanyaan sekarang, apakah iya pemerintah ini mau mengorbankan masyarakat sekitar hutan hanya demi kepentingan orang-orang yang punya uang.Ringkasnya
(Djk.P)